Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2013

Rectoverso

Halo. Kembali di blog ini. Kali ini gue ingin me-review buku yang baru kemarin selesai gue baca: RECTOVERSO karya Dewi Lestari. Entah kenapa, gue kurang suka dengan seri Supernova-nya. Gue justru lebih suka buku-bukunya yang kumpulan cerpen; Filosofi Kopi, Madre, dan Rectoverso. Jadi, Rectoverso ini berisi 11 cerita pendek dan 11 lagu karya Dewi Lestari. Seperti judulnya Rectoverso: Sentuh Hati Dari Dua Sisi, sambil baca buku ini ada baiknya juga kita denger musik-musik dari Dee. Salah satu lagunya yang populer adalah Malaikat Juga Tahu. Dari genre bukunya, ga begitu jauh beda dengan buku-bukunya yang lain. Dan seperti biasa, buku Dewi Lestari selalu berhasil buat gue menitikan air mata (baca: nangis). Ya, selalu. Ini review singkat beberapa cerpen pilihan gue yea. CURHAT BUAT SAHABAT Kadang orang berpikir terlalu jauh, apa sih yang bisa bikin pasangan kita bahagia? Di cerita ini membuktikan, kadang ternyata  keinginan pasangan agar dia bahagia itu tidaklah serumit yang

Sekedar Kata

"Who should be blamed when a leaf fell from a tree? Is it the wind that blew it away? Or the tree that let it go? Or is it the leaf who grew tired holding on?" ////////////////////////////////////////////////////////////////////// Lelah. Rasanya aku ingin telanjang. Tanpa dikira pelacur. Atau dihakimi. Ingin teriak hingga dada ini sesak. Tanpa disuruh diam. Dan aku bermaksud untuk mendustai itu, jika kenyataan mengizinkannya.

What's New?

Hey people! Setelah beberapa hari ga buka blog, bahkan megang laptop aja nggak, akhirnya hari ini punya alibi untuk buka laptop! Alibinya apalagi kalo bukan untuk buka email dari guru tentang kisi-kisi ujian sekolah :P 48 hari menuju final exam. Cepat. S angat. Serbuan try out, ujian, menyerbu bersamaan. Terpaan "angin" juga datang menggoyahkan. Shock. Stress. Apa ya kata yang tepat untuk mendeskrispsikannya? Lelah? Ya. Atau mungkin bosan? Ya. Depresi? Gak juga sih. Lelah dengan keadaan. Bosan dengan rutinitas. Bahkan mendapatkan kata yang tepat untuk mendeskripskannya saja bingung. Satu-satunya yang bisa dilakukan hanya mengikuti alur. Membiarkan diri mengikuti semua prosedur yang ada. Rasanya "gak gue banget". Dan setiap mencoba beralih, dia tetap ada disana. Dia tanpa mencoba, tapi berhasil. Sial. Hanya itu kata yang dapat terucap.

Guruji

Sebuah cerpen karya Dewi Lestari. Ada yang janggal dari wajahmu , tapi aku tak pernah memberi tahu. Jejak cambangmu yang kehijauan setelah habis bercukur. Itu aneh. Kulitmu bening bersemu merah seperti bayi, bibirmu merah berkilap seperti dioles gincu, dan kacamata itu hadir sedemikian rupa membuatmu seperti anak baru lulus sekolah dasar. Kamu tak seharusnya memiliki cambang. Aku yang lebih pantas. Tapi hidup terkadang buta menentukan siapa yang layak dan tidak. Kamu selalu membuatku merasa kurang perempuan. Ada yang mengganjalku sejak dulu, tapi aku tak pernah memberi tahu. Dulu aku menduga kamu banci. Kamu terlalu ramah dan hangat untuk seorang laki-laki. Berbicara denganmu mengundang sampah hatiku untuk muntah keluar. Sesama perempuan dengan mudah menjadi pencahar rahasia dan gelisahku. Tapi tidak pernah laki-laki. Kamu menelanjangiku tanpa penawar rasa malu. Dan kendati aku ingin menempel padamu seperti benalu, mengisap balik rahasia dan gelisahmu, satu kali pun belum pernah

Thursday, 14th February 2013

I'm losing the ones I love, the ones that promised me they'll stay when I need them, the ones that I used to know so much I thought that we were on the same skin, the ones whom once said will never be as far as they are right now.  I've always known this kind of day would stick around, that one day when I feel like I'm all alone and I just can't seem to bear anything on my own. Like I need attention, and I want everyone to feel sorry for me. I just probably need a gentle pat and a meaningful hug from everyone I know, as their sign of true apology and farewell. But everyone I know here are strangers, how can I feel you when I barely know you as a friend? I hate adapting . I hate adapting to replace such good memories of them in my head. I love meeting and falling in love with another person, but it feels bad. This is the part that I always hate:  changing . ///////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////

" T his place where I should grow up, where I should spend my life, where I called as friend" Nothing can describe how I like these places. Words can't describe how I love beach and sea. all photos above are taken from internet

Anggap Saja Semua Itu Ambigu

Mengerti bukan berarti paham.  Tahu itu, terkadang ambigu. Tidak selamanya bermakna. Dan terkadang menyakitkan. Adakalanya sebuah kisah dapat terjawab oleh waktu. Namun seringkali tidak. Apa yang sebenarnya sungguh ingin ditulis, bisa jadi bukan apa yang diinginkan. Apa yang diinginkan, bisa jadi tidak dibutuhkannya. Harapan.  Apakah itu satu-satunya cahaya?  Ataukah ada yang lain? Kegelapan.  Mengapa dia ada?  Untuk memberi pelajaran?  Atau hanya menjerumuskan? Semua yang hidup, akan menemui batasnya. Namun apakah batas hanya ada di akhir kehidupan?  Seperti apa bentuknya?  Menyenangkankah?  Atau mungkin lebih buruk dari kehidupan? Memiliki sisi gelap dan sisi terang yang berjalan beriringan.  Sungguh menyusahkan.  Terlebih bila itu tidak diharapkan.  Karena apa yang diperbuat tidak lagi dapat dikendalikan. Ketika tidak ada lagi yang dapat dilakukan. Dan ketika tidak ada lagi yang mengerti. Sekelebat datang menghampiri. Mengusap kening, mengelap peluh.