Bagiku, tanggal 20-an itu istimewa.
Di tanggal 20, aku lahir.
Di sekitaran tanggal itu pula kamu melihatku menangis, pertama kalinya.
Ada bagian diri yang terpanggil.
Di tanggal itu, dalam semangkuk bubur di pagi hari, kau berkisah.
Tentang perjalanan, tentang perasaan terpisah.
Bagaimana aku bertemu dengan orang-orang baru, indah.
Rasanya ingin menambah satu mangkuk bubur yang menghangatkan tubuh.
Kamu menyanyikan satu lagu di atas motor.
Lagu yang tidak kuketahui, tapi akrab dengan telinga.
Di sekitaran tanggal itu kita bernyanyi bersama,
dengan sebotol minuman--yang meski tak enak, rasanya tetap membekas di lidah.
Di penghujung tanggal 20 kita mengucap perpisahan.
Meski tak kurang sebulan setelahnya, kita tetap berjumpa. Menceritakan keresahan hati.
Membuatku ingin memeluk, barang menenangkan.
Dan siapa sangka, di tanggal 20, jadi saksi terakhir kita juga.
Comments
Post a Comment