Di Antara Waktu dan Ruang

Beberapa saat lalu saya pergi ke sebuah pameran arsitektur di kawasan Kota Tua Jakarta bersama seorang teman. Sebenarnya saya sendiri tidak begitu tertarik dengan dunia arsitektur, tapi apa salahnya mencoba kan? Hitung-hitung dapat pengetahuan baru dan bisa main hehe. Pameran terdiri dari dua lantai. Di lantai kedua, ada karya-karya interaktif yang dapat dimainkan oleh pengunjung. Saya mencoba beberapa permainan yang akhirnya membuat saya bertanya.

***

Jika kamu dapat pertanyaan "apa itu ruang?" apa yang akan kamu jawab? Saya pernah bertanya ke beberapa orang tentang hal ini, dan sebagian orang menjawab "ya yang ada dalam bangunan." Berbeda kalau jawaban kita merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tentu jawabannya adalah 1 sela-sela antara dua (deret) tiang atau sela-sela antara empat tiang (di bawah kolong rumah); 2 Fis rongga yang berbatas atau terlingkung oleh bidang; 3 Fis rongga yang tidak berbatas, tempat segala yang ada. Saya pribadi lebih memilih yang ketiga.

***

Tapi apakah pengertian ruang dan waktu hanya sebatas itu? Apa kah ada orang yang dapat menggapai waktu? Atau ruang? Sebagai manusia, terkadang kita tidak sadar dengan waktu yang kita miliki. Lalu sadar kah kita dengan ruang yang kita miliki? Mengutip dari sebuah bacaan pada tulisan bebas di internet, "percaya lah, pada akhirnya manusia akan sampai di zona ruang setelah melewati zona waktu. Untuk itu manusia perlu melewati zona perantara, yang akan menjadi tempat singgah." Salah satu contoh mudahnya adalah tangga. Orang-orang umumnya bergerak cepat di tangga, untuk naik dan turun. Pada bordes tangga, orang hanya akan beristirahat sejenak kan?

***

Siang itu saya datang ke tempat singgah kita. Saya berada dalam salah satu ruang di sana, dengan suasana kesukaan saya pula. Tak lama dia muncul. Saya pura-pura tak menyadari kehadirannya. Dia pun diam saja.Di saat yang bersamaan, saya sedang bercakap dengan kamu, melalui aplikasi pengantar pesan. Kamu bohong ketika menjawab pertanyaan saya di pesan itu. Kamu pikir saya belum tau tentang hal itu. Saya gak tau kenapa kamu bohong, saya gak mau bertanya ke kamu, meski saya penasaran. Saya gak marah ke kamu, memang saya siapa?

Tak lama, di waktu yang tepat, kamu muncul. "Ah, ini dia tempat singgah kesukaan saya," dalam hati saya tersenyum. Masih dengan "keluguan" kamu itu. Saya ingin memperlambat waktu itu, dan bercakap dengan kamu sebentar, secara langsung. Sebelum kamu pergi. 

***

Saya bersama kamu dalam ruangan itu. Saya senang dengan waktu itu, rasanya saya ingin melambatkannya dan beristirahat sejenak. Tapi rasanya ruang malah memaksa saya untuk tetap bergerak cepat, meninggalkan waktu itu.

***

Saya pikir kamu adalah tempat singgah yang tepat, tempat saya ingin beristirahat, melambatkan setiap indera saya, dan melambatkan waktu. Namun berbeda dengan ruang, yang terus memaksa untuk terus bergerak cepat. "Tolong, saya terjebak antara ruang dan waktu." Dilematis.

Rabu, 29 Juli 2015. 00:37.---Untuk kamu yang dalam hitungan hari akan berbahagia, semoga. Untuk kamu yang mungkin sedang berpura-pura tidak tau, padahal saya yakin kamu tau. Untuk kamu, teman dari masa perjuangan hingga kini. Untuk seseorang di sana.