"sometimes when you love someone, you have to let them go"
Cerita ini bukan gue yang mengalami. I just wanna share this story. Cerita ini dialami oleh salah satu sahabat gue, sebut saja namanya Bintang. Dia punya seorang pacar yang namanya gue samarkan jadi Tian. Umur hubungan mereka baru seumur jagung, dan itu adalah hubungan tersingkat yang pernah dialami oleh Bintang. Mereka menjalani hubungan mereka tidak seperti orang lain, they act like a weirdo, but I know they love each other.
Hingga suatu saat, Tian mengalami banyak masalah dan membuatnya berubah. Gue tau dia adalah orang yang sangat perhatian, tapi karena berbagai masalah yang menimpanya, dia menjadi sedikit kurang memperhatikan Bintang, atau apapun lah namanya. Bintang pun cerita sama gue, kalau dia sedih karena Tian berubah, jadi careless, ga seasik dulu, bahkan sering ngacangin Bintang ngomong.
Hingga akhirnya Bintang pun tau sumber permasalahan Tian. Dia mau fokus sama UN, TO, SNMPTN, dll untuk sampe tujuan hidupnya. Setelah ngomongin hal itu, mereka pun bisa "lebih rileks: dalam ngobrol, karena udah tau masalahnya. Tapi sebenernya Bintang masih ngerasa sama aja, ga ada bedanya. Sampe suatu saat, tepatnya hari ini, Bintang memutuskan untuk ngomong lagi sama Tian.
Sepulang sekolah, mereka ngobrol panjang lebar. Bintang bilang kalau dia merasa Tian jadi careless. Dan Bintang bilang, kalau kemauan dia sama seperti cewek-cewek lainnya: his attention. Yang buat Bintang shock, Tian bilang kalau saat ini dia ga bisa memberikan perhatian itu. Ya karena dia mau fokus. Dan kalau gue lihat, dia emang masih belum bisa bagi waktu antara pelajaran, teman, pacar, dll. Agak berbeda dengan Bintang yang justru menjadikan teman, pacar sebagai motivasi untuk belajar.
Gue tau Bintang sayang banget sama Tian. Tapi justru karena sayangnya itu, dia mau liat Tian berhasil. Dan dia juga tau, kalo dia bisa jadi disaster buat Tian, karena konsentrasi Tian terpecah belah. Bintang tau, Tian hanya ngikutin saran nyokapnya untuk buang semua hal yang buat dia ga fokus, sayangnya Bintang masuk ke dalam list ini. Tian memutuskan untuk "istirahat sejenak". Bintang makin kaget dengernya, mau nangis iya, mau teriak iya, mau mukul tembok iya, ngerasa bego iya karena dia malah buat Tian ga fokus.
Bintang cerita ini ke gue sambil nangis. Gue kasih solusi ke dia semampu gue, walau gue tau solusi gue ga akan membantu sama sekali. Hingga akhirnya gue berani bertanya ke dia: "apa bedanya break dan break-up?" gue tanya ini ke dia, dan dia ga bisa jawab. Gue juga sama, ga bisa jawab pertanyaan ini. Karena dari sekian banyak temen gue yang break, ujung-ujungnya juga akan break-up. Gue ga mengharapkan mereka untuk break-up, itu cuma kejadian2 untuk pasangan yang mainstream dan gue tau mereka adalah pasangan yang anti-mainstream.
Yang buat gue salut adalah pengorbanan Bintang. Dia selalu menjadikan Tian sebagai motivasinya untuk berhasil. Tapi dia ga mau liat konsentrasi Tian terpecah, hingga akhirnya dia memutuskan untuk menyimpan egonya dalam-dalam dan membiarkan Tian fokus untuk tujuannya.
Post ini gue tulis untuk.............................. apa ya, gue juga bingung. Pas gue lagi ada mood untuk ngeblog tapi bingung mau tulis apa. Hanya ini yang ada di pikiran gue, akhirnya gue tulis aja. Tapi satu hal yang gue tau pasti:
"love means sacrifice, even when you get hurt"
I know we're not as close as we used to be, but I'm here for you if you need me.
Comments
Post a Comment